ROHIS
Dia duduk paling depan. Sedikit menonjol di tengah kerumunan itu dengan parasnya yang ayu. Dalam usianya yang masih remaja SMA, raut ayunya jelas masih terlihat polos. Tetapi saya sedikit kaget ketika ia melontarkan pertanyaan atau tepatnya pernyataan. Begini katanya: "Menurut murabbiku (pembimbingku), mengucapkan selamat hari raya bagi pemeluk agama selain Islam hukumnya haram."
Saya mengangguk, lalu saya katakan "memang sebagian ulama ada yang mengharamkan, tetapi tidak sedikit pula yang membolehkan." Saya memberi jeda beberapa jenak sembari memperhatikan reaksinya. Kemudian saya bertanya : "Siapa murabbinya? Apakah punya organisasi ? Dia pun menyebut organisasi murabbinya. "Pantas!!! organisasi ini memang puritan dan eksklusif, batinku.
Saya kemudian menyarankan untuk belajar agama tidak hanya dari satu sumber, tetapi dari ulama-ulama lain, misalnya dari NU dan Muhammadiyah. Tak dinyana si ayu yang terlihat polos ini menyambar dengan ucapannya: "Saya telah bertanya pada ustaz selain dari murabbiku, pada saat ada seminar dan jawabannya sama."
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Rohis Dahulu Radikal Kemudian", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/ijhal/5d04c70cc01a4c154c6d41ff/rohis-dahulu-radikal-kemudian
Kreator: Syamsurijal Ijhal Thamaona
Kompasiana adalah platform blog, setiap konten menjadi tanggungjawab kreator.
Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com